http://ejurnal.budiutomomalang.ac.id/index.php/maharsi/issue/feed Maharsi : Jurnal Pendidikan Sejarah dan Sosiologi 2024-02-20T07:40:00+00:00 Ferdinan Bashofi ferdinanbashofi@budiutomomalang.ac.id Open Journal Systems <p>Maharsi: Jurnal Pendidikan Sejarah, dan Sosiologi (ISSN: <a href="https://issn.brin.go.id/terbit/detail/1550538591"><u>p-ISSN 2656-2499</u></a>;<a href="https://issn.brin.go.id/terbit/detail/1552578253"> e-ISSN 2684-8686)</a> is published by IKIP Budi Utomo under management of History and Sociology Education Department, Faculty of Social Science and Humaniora, collaboration with Perkumpulan Program Studi Pendidikan Sejarah Se-Indonesia (P3SI). This journal publishes articles about history, Sociology, culture, and learning twice a year (every february and august).</p> http://ejurnal.budiutomomalang.ac.id/index.php/maharsi/article/view/3547 Pendidikan Multikultural dalam Pembelajaran Sejarah Lokal 2024-02-04T13:06:29+00:00 Saiful Anwar saipulanwar090@gmail.com <p>Pendidikan multikultural merupakan konsep pendidikan yang mengakui perbedaan dalam suatu bingkai kebersamaan dan kesederajatan. Konsep pendidikan multikultural relevan dalam konsep negara yang mempunyai keanekaragaman budaya seperti Indonesia. Tujuan penelitian ini adalah untuk membahas pendidikan pendidikan multikultural yang berfokus pada pembelajaran sejarah lokal. Metode yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan kepustakaan. Data diperoleh dari buku, artikel, jurnal dan ensiklopedia lain yang mendukung. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis konten kualitatif. Temuan penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran sejarah lokal dapat membekali siswa dengan pengetahuan sejarah tentang keberagaman masyarakat. Kesadaran multikultural dapat dikembangkan dengan mengkaji perbedaan-perbedaan dalam sejarah masa lalu setiap masyarakat. Sejarah lokal dapat diajarkan dengan menggunakan model-model sebagai berikut: 1) pembelajaran tentang pengalaman masa lalu; 2) studi kasus dari berbagai perbedaan; 3) pengembangan strategi pembelajaran; 4) pembuatan kurikulum; dan 5) penggabungan pembelajaran sejarah lokal ke dalam materi yang berkaitan dengan sejarah nasional.</p> 2024-02-05T00:00:00+00:00 ##submission.copyrightStatement## http://ejurnal.budiutomomalang.ac.id/index.php/maharsi/article/view/3997 Tantangan dan Perwujudan Gender Equality Sebagai Realitas Sosial serta Implikasinya dalam Pembangunan di Indonesia 2024-02-04T14:14:55+00:00 Indiani Eka Saputri indianieka.2021@student.uny.ac.id Happri Novriza Setya Dhewantoro happrisetya@uny.ac.id Primanisa Inayati Azizah primanisainayatiazizah@uny.ac.id Prihma Sinta Utami prihmasintautami@budiutomomalang.ac.id <p>Kesetaraan gender termasuk ke dalam tujuan yang harus dicapai dalam pembangunan nasional jangka panjang maupun menengah. Oleh karena itu baik perempuan maupun laki-laki mempunyai kesempatan dan akses yang sama sebagai agen dari pembangunan. Namun, dalam realitas masyarakat Indonesia perbedaan gender ini nyatanya masih menjadi permasalahan yang perlu diselesaikan. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif deskriptif dengan metode studi literatur. Metode dalam pengumpulan data dan informasi yaitu dengan bantuan buku, catatan dari jurnal, dokumen, atau materi pustaka yang berkaitan dengan pembahasan pada penelitian ini. Setelah semua data terkumpul maka langkah selanjutnya yaitu peneliti menganalisis data tersebut untuk diambil sebuah kesimpulan. Dalam menganalisis data, teknik yang digunakan yaitu teknik analisis isi <em>(content analysis)</em>. Hasil dari penelitian ini yaitu proses dari perwujudan kesetaraan gender di Indonesia sudah terlihat di beberapa sektor seperti pendidikan, ketenagakerjaan, dan politik tetapi belum maksimal. Hal ini karena adanya tantangan dalam proses tersebut seperti kuatnya budaya patriarki, pelaksanaan undang-undang yang tidak maksimal, kesenjangan akses pendidikan dan kesempatan kerja yang belum merata, serta masih banyak lagi. Oleh karena itu Indonesia harus mampu menyikapi tantangan tersebut dengan baik di mana tercapainya kesetaraan gender sebagai syarat dari pembangunan yang berkelanjutan dan berpusat di masyarakat harus menjadi prioritas dalam inisiatif pembangunan<em>.</em></p> 2024-02-04T14:14:55+00:00 ##submission.copyrightStatement## http://ejurnal.budiutomomalang.ac.id/index.php/maharsi/article/view/3948 Implementasi Tradisi Pe’eppuk sebagai Bentuk Modal Sosial Masyarakat Desa Lohayong Flores Timur 2024-02-04T15:28:11+00:00 Sri Putri Indah Lestari sriputriindahlestari40@gmail.com Septa Rahadian septarahadian@budiutomomalang.ac.id Ali Badar alibadar@budiutomomalang.ac.id <p>Penelitian ini dilaksanakan di Desa Lohayong. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui wujud Modal sosial masyarakat Desa Lohayong. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan Deskriptif kualitatif. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisa data dalam penelitian ini melalui teknik pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Uji keabsahan data dalam penelitian ini menggunakan perpanjangan waktu, peningkatan ketekunan, dan Triangulasi. Penelitian ini menggunakan teori Modal Sosial milik Robert Putnam. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa tradisi <em>pe’eppuk</em> (berkumpul) ini merupakan hajatan rutin yang diadakan oleh masyarakat desa Lohayong pertama kali sejak tahun 2000, dimana pada momen ini masyarakat desa Lohayong mengumpulkan <em>ana uhur lewotana</em> yang merantau di seluruh Indonesia dan Malaysia dan berlatar belakang simpati masyarakat terhadap kemajuan desa Lohayong dalam berbagai aspek. Selain aspek kemajuan desa, tradisi ini diadakan untuk memperat silaturahmi antar masyarakat desa Lohayong baik yang ada di desa maupun yang merantau diseluruh Indonesia dan Malaysia. Modal Sosial merupakan keberadaan seperangkat nilai yang mengendap tiga komponen utama yakni kepercayaan, norma, dan jejaring sosial untuk mencapai tujuan bersama. Ketika berbicara tentang modal sosial maka masyarakat desa lohayong memiliki modal sosial dalam mewujudkan tujuan bersama yang di jadikan niat utama diimplementasikan tradisi pe’eppuk ini. Sehingga dapat dikatakan bahwa tradisi pe’eppuk ini merupakan wujud atau bentuk modal sosial masyarakat Desa Lohayong Flores Timur</p> 2024-02-04T15:08:43+00:00 ##submission.copyrightStatement## http://ejurnal.budiutomomalang.ac.id/index.php/maharsi/article/view/3791 Analasis Konsekuensi Pelaksanaan Kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) terhadap Interaksi Sosial (Studi Kasus Pedagang Harian di Pasar Blimbing Kota Malang) 2024-02-20T07:40:00+00:00 Florentianus Farlian Nudin florentianus@gmail.com Amanah Agustin amanahagustin@budiutomomalang.ac.id Puspita Pebri Setiani puspitapebrisetiani@budiutomomalang.ac.id <p>Pandemi Covid-19 yang melanda dunia, termasuk juga melanda Indonesia, mengakibatkan perubahan di berbagai sektor kehidupan, termasuk perubahan di bidang sosial yakni berubahnya interaksi sosial. Hal itu karena pemerintah harus menerapkan berbagai kebijakan untuk mencegah semakin merebaknya penularan virus itu, salah satunya adalah kebijakan PSBB. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk: (1) menjelaskan konsekuensi yang dirasakan oleh para pedagang harian di pasar Blimbing Kota Malang bagi interaksi sosial mereka sebagai akibat dari pelaksanaan kebijakan PSBB, (2) mendeskripsikan upaya para pedagang harian di pasar Blimbing Kota Malang dalam mengatasi konsekuensi interaksi sosial mereka akibat dari pelaksanaan kebijakan PSBB. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif, berjenis studi kasus. Sumber datanya (informan) terdiri dari 1 pengelola pasar Blimbing Kota Malang dan 7 pedagang harian di pasar Blimbing Kota Malang yang memiliki lapak sendiri (bedak atau los/ emper) untuk berjualan di sana, sehingga totalnya 8 orang. Pengumpulan data menggunakan teknik wawancara, observasi, dan dokumentasi. Data penelitian dianalisis secara deskriptif dengan tahapan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menyimpulkan: (1) konsekuensi interaksi sosial bagi pedagang di pasar Blimbing Kota Malang akibat PSBB, antara lain: (a) minimnya kontak fisik (pertemuan) antar pedagang, karena jadwal jualan mereka mengikuti aturan ganjil-genap, (b) minimnya kontak fisik (pertemuan) pedagang-pembeli, karena PSBB menyebabkan tidak banyak pembeli yang secara langsung membeli barang di pasar, tapi membeli melalui layanan pesan-antar, (c) komunikasi jarak jauh melalui media HP atau <em>Whatsapp</em>, sebab aturan PSBB sangat membatasi pertemuan orang per orang; (2) Upaya pedagang harian di pasar Blimbing Kota Malang untuk mengatasi konsekuensi interaksi sosial mereka akibat PSBB, antara lain: (a) pedagang menyebarkan nomor HP atau WA ke pelanggan agar tetap bisa berkomunikasi mengenai jual-beli barang, (b) pedagang menggunakan media HP untuk komunikasi jarak jauh, baik untuk berbicara (telepon atau <em>chatting</em> WA) dengan pedagang lain atau untuk komunikasi dengan para pelanggan yang hendak membeli barang, (c) pedagang membuka layanan pesan-antar, dimana pembeli memesan melalui telepon atau <em>chatting</em> WA, lalu pedagang mengirimkan barang melalui bantuan kurir pasar jika pembeli ingin barangnya diantarkan, (d) pedagang bekerjasama dengan kurir pasar untuk layanan pesan-antar barang.</p> 2024-02-06T06:08:15+00:00 ##submission.copyrightStatement## http://ejurnal.budiutomomalang.ac.id/index.php/maharsi/article/view/3991 Model Pengembangan Pembelajaran Sejarah Indonesia Berbasis Nilai Kesenian Ambiya dalam Meningkatkan Analisis Sejarah Lokal Indonesia 2024-02-06T13:03:03+00:00 Arif Wahyu Hidayat wahyu.arif32@gmail.com Hendri Setiawan hendrisetiawan@budiutomomalang.ac.id <p>Perkembangan teknologi dan informasi yang berjalan sangat pesat membuat keberadaan budaya dan nilai-nilai yang terkandung dalam tradisi lokal cenderung menurun. Gerakan pelestarian budaya melalui penerapan model pembelajaran berbasis budaya lokal perlu diterapkan dalam pembelajaran sejarah di sekolah agar generasi muda lebih mengenal dan memahami budaya lokal sehingga budaya ini tetap terjaga. Tujuan penelitian ini adalah 1) mengembangkan model pembelajaran berbasis nilai-nilai kesenian Ambiya untuk meningkatkan pemahaman sejarah siswa, 2) menguji keefektifan pengembangan model pembelajaran berbasis nilai-nilai kesenian Ambiya untuk meningkatkan pemahaman tentang sejarah lokal siswa. Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian pengembangan untuk menghasilkan model pembelajaran berbasis nilai-nilai kesenian Ambiya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Madrasah Aliyah (Swasta) di Kabupaten Blitar. Teknik pengambilan sampel menggunakan cluster random sampling. Pengumpulan data menggunakan wawancara dan instrumen untuk memahami sejarah lokal. Analisis data menggunakan pendekatan kualitatif berupa saran ahli model pembelajaran dan pendekatan kuantitatif yaitu uji normalitas, uji homogenitas, dan uji-t. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan model pembelajaran berbasis nilai-nilai kesenian Ambiya sangat cocok diterapkan dalam pembelajaran sejarah di sekolah. Hal ini ditunjukkan dari hasil penilaian validator dan mendapatkan nilai rata-rata 8,6. Keefektifan pengembangan model pembelajaran berbasis nilai kesenian Ambiya mampu meningkatkan pemahaman siswa terhadap sejarah lokal dengan tingkat ketuntasan belajar mencapai 80%.</p> 2024-02-06T12:44:56+00:00 ##submission.copyrightStatement##